Malaysia Flag Orb

Pages

Dinasti Shun

Dinasti Shun 
                                       
Dinasti Shun(Cina disederhanakan: 顺 朝; tradisional Cina: 顺 朝; pinyin: shun Chao) adalah sebuah dinasti berumur pendek dibuat dalam waktu singkat dari era Ming ke Qing aturan di China. Dinasti ini didirikan di Xi'an pada tanggal 8 Februari 1644, hari pertama tahun lunar, oleh Li Zicheng, pemimpin pemberontakan petani besar. Li, bagaimanapun, hanya pergi dengan gelar Raja (王), bukan Kaisar (皇帝). Penangkapan Beijing oleh pasukan Shun di April 1644 menandai berakhirnya dinasti Ming, namun Li Zicheng gagal memperkuat mandatnya: pada akhir Mei 1644, ia dikalahkan di Pertempuran Pass Shanhai oleh pasukan gabungan Ming umum Wu Sangui dan Manchu pangeran Dorgon. Ketika ia melarikan diri kembali ke Beijing pada awal Juni, Li akhirnya menyatakan dirinya Kaisar Cina dan meninggalkan ibukota terburu-buru. Dinasti Shun berakhir dengan kematian Li pada 1645. Setelah Dinasti Shun diciptakan, Li Zicheng memerintahkan para prajurit untuk membunuh sisa-sisa Ming masih ada di Beijing. Hal ini mengakibatkan pemberontakan yang kuat dari kekuatan Selatan Ming. Selain dengan menteri Shun terus berjuang untuk kekuasaan, dinasti efektif berlangsung kurang dari satu tahun.

Kerajaan Lamajang


Kerajaan Majapahit berdiri tahun 1293 berkat kerja sama Raden Wijaya dan Arya Wiraraja. Pada tahun 1295, Raden Wijaya membagi dua wilayah Majapahit untuk menepati janjinya semasa perjuangan. Sebelah timur diserahkan pada Arya Wiraraja dengan ibu kota di Lumajang.
Pada tahun 1316 Jayanagara putra Raden Wijaya menumpas pemberontakan Nambi di Lumajang. Setelah peristiwa tersebut, wilayah timur kembali bersatu dengan wilayah barat.
Menurut Pararaton, pada tahun 1376 muncul sebuah gunung baru. Peristiwa ini dapat ditafsirkan sebagai munculnya kerajaan baru, karena menurut kronik Cina dari Dinasti Ming, pada tahun 1377 di Jawa ada dua kerajaan merdeka yang sama-sama mengirim duta ke Cina. Kerajaan Barat dipimpin Wu-lao-po-wu, dan Kerajaan Timur dipimpin Wu-lao-wang-chieh.
Wu-lao-po-wu adalah ejaan Cina untuk Bhra Prabu, yaitu nama lain Hayam Wuruk (menurut Pararaton), sedangkan Wu-lao-wang-chieh adalah Bhre Wengker alias Wijayarajasa, suami Rajadewi.
Wijayarajasa rupanya berambisi menjadi raja. Sepeninggal Gajah Mada, Tribhuwana Tunggadewi, dan Rajadewi, ia membangun istana timur di Pamotan, sehingga dalam Pararaton, ia juga bergelar Bhatara Parameswara ring Pamotan.

Kesultanan Pajang

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan PajangKota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Pajang terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah runtuhnya kerajaan Muslim di Pasisir
Menurut naskah babad, Andayaningrat gugur di tangan Sunan Ngudung saat terjadinya perang antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng Pengging. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan Kerajaan Demak.
Beberapa tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh hendak memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka Tingkir setelah dewasa justru mengabdi ke Demak.
Prestasi Jaka Tingkir yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu Trenggana, dan menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (daerah Salatiga), Butuh, dan sekitarnya.
Sepeninggal Trenggana tahun 1546, Sunan Prawoto naik takhta, namun kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Arya Penangsang bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, Arya Penangsang juga berusaha membunuh Hadiwijaya namun gagal.
Dengan dukungan Ratu Kalinyamat (bupati Jepara dan puteri Trenggana), Hadiwijaya dan para pengikutnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Ia pun menjadi pewaris takhta Demak, yang ibu kotanya dipindah ke Pajang.
Tanah Mataram dan Pati adalah dua hadiah Hadiwijaya untuk siapa saja yang mampu menumpas Arya Penangsang tahun 1549. Menurut laporan resmi peperangan, Arya Penangsang tewas dikeroyok Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi.
Ki Penjawi diangkat sebagai penguasa Pati sejak tahun 1549. Sedangkan Ki Ageng Pemanahan baru mendapatkan hadiahnya tahun 1556 berkat bantuan Sunan Kalijaga. Hal ini disebabkan karena Hadiwijaya mendengar ramalan Sunan Prapen bahwa di Mataram akan lahir kerajaan yang lebih besar dari pada Pajang.
Ramalan tersebut menjadi kenyataan ketika Mataram dipimpin Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan sejak tahun 1575. Tokoh Sutawijaya inilah yang sebenarnya membunuh Arya Penangsang. Di bawah pimpinannya, daerah Mataram semakin hari semakin maju dan berkembang.
Pada tahun 1582 meletus perang Pajang dan Mataram karena Sutawijaya membela adik iparnya, yaitu Tumenggung Mayang, yang dihukum buang ke Semarang oleh Hadiwijaya. Perang itu dimenangkan pihak Mataram meskipun pasukan Pajang jumlahnya lebih besar.
Sepulang dari perang, Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin.
Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya memerangi Hadiwijaya, namun Pangeran Benawa tetap menganggapnya sebagai saudara tua.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga.
Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik Sutawijaya.
Sutawijaya sendiri mendirikan Kerajaan Mataram, di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.


Kerajaan Janggala

Janggala adalah salah satu dari dua pecahan kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga dari Wangsa Isyana. Kerajaan ini berdiri tahun 1042, dan berakhir sekitar tahun 1130-an. Lokasi pusat kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di wilayah Kabupaten SidoarjoJawa Timur.
Nama Janggala diperkirakan berasal kata "Hujung Galuh", atau disebut "Jung-ya-lu" berdasarkan catatan China. Hujung Galuh terletak di daerah muara sungai Brantas yang diperkirakan kini menjadi bagian kota Surabaya. Kota ini merupakan pelabuhan penting sejak zaman kerajaan Kahuripan, Janggala, Kediri, Singhasari, hingga Majapahit. Pada masa kerajaan Singhasari dan Majapahit pelabuhan ini kembali disebut sebagai Hujung Galuh.

Pusat pemerintahan Janggala terletak di Kahuripan. Menurut prasasti Terep, kota Kahuripan didirikan oleh Airlangga tahun 1032, karena ibu kota yang lama, yaitu Watan Mas direbut seorang musuh wanita.
Berdasarkan prasasti Pamwatan dan Serat Calon Arang, pada tahun 1042 pusat pemerintahan Airlangga sudah pindah ke Daha. Tidak diketahui dengan pasti mengapa Airlangga meninggalkan Kahuripan.
Pada tahun 1042 itu pula, Airlangga turun takhta. Putri mahkotanya yang bernama Sanggramawijaya Tunggadewi lebih dulu memilih kehidupan sebagai pertapa, sehingga timbul perebutan kekuasaan antara kedua putra Airlangga yang lain, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.
Akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi dua wilayah kerajaannya. Sri Samarawijaya mendapatkan Kerajaan Kadiri di sebelah barat yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan Kerajaan Janggala di sebelah timur yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.
Meskipun raja Janggala yang sudah diketahui namanya hanya tiga orang saja, namun kerajaan ini mampu bertahan dalam persaingan sampai kurang lebih 90 tahun lamanya. Menurut prasasti Ngantang (1035), Kerajaan Janggala akhirnya ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya raja Kadiri, dengan semboyannya yang terkenal, yaitu Panjalu Jayati, atau Kadiri Menang.
Sejak saat itu Janggala menjadi bawahan Kadiri. Menurut Kakawin Smaradahana, raja Kadiri yang bernama Sri Kameswara, yang memerintah sekitar tahun 1182-1194, memiliki permaisuri seorang putri Janggala bernama Kirana.
Setelah Kadiri ditaklukkan Singhasari tahun 1222, dan selanjutnya oleh Majapahit tahun 1293, secara otomatis Janggala pun ikut dikuasai.
Pada zaman Majapahit nama Kahuripan lebih populer dari pada Janggala, sebagaimana nama Daha lebih populer dari pada Kadiri. Meskipun demikian, pada prasasti Trailokyapuri (1486),Girindrawardhana raja Majapahit saat itu menyebut dirinya sebagai penguasa Wilwatikta-Janggala-Kadiri.
BERIKUT ADALAH NAMA-NAMA RAJA JANGGALA:
  1. Mapanji Garasakan, berdasarkan prasasti Turun Hyang II (1044), prasasti Kambang Putih, dan prasasti Malenga (1052).
  2. Alanjung Ahyes, berdasarkan prasasti Banjaran (1052).
  3. Samarotsaha, berdasarkan prasasti Sumengka (1059).
BERIKUT ADALAH NAMA-NAMA BHRE KAHURIPAN:

  1. Tribhuwana 1309-1328, 1350-1375 Pararaton.27:18,19; 29:32 Nagarakretagama.2:2
  2. Hayam Wuruk 1334-1350 Prasasti Tribhuwana
  3. Wikramawardhana 1375-1389 Suma Oriental
  4. Surawardhani 1389-1400 Pararaton.29:23,26; 30:37
  5. Ratnapangkaja 1400-1446 Pararaton .30:5,6; 31:35
  6. Rajasawardhana 1447-1451 Pararaton.32:11; Prasasti Waringin Pitu
  7. Samarawijaya 1451-1478 Pararaton .32:23


Angry Bird (Piglantis)

HELSINKI - Rovio memperluas level permainan Angry Birds Season besutannya dengan 30 level baru. Level kali ini diberi nama Piglantis dan menawarkan tantangan baru di dunia bawah laut.

Diwartakan T3, Sabtu (16/6/2012), update terbaru ini diharapkan akan membuat orang melewatkan liburannya dengan permainan Angry Birds. Semua level dalam update tersebut tersedia untuk aplikasi iPhone dan Android.

Melanjutkan kesuksesannya dengan Angry Birds Space yang bermain menggunakan gravitasi, kini Rovio menghadirkan fisika bawah air. Para babi nakal dan barikade batu milik mereka tenggelam ke dasar laut sementara itu para burung pengejarnya turut menyelam.

Update ini tersedia untuk diunduh secara gratis bagi pata pemilik Angry Birds Seasons. Di dalam Angry Birds Seasons tersebut, level Atlantis hadir berderet dengan level Halloween, Easter, Chinese New Year dan lokasi Hari St Patrick's Day.

"Selamat datang di Piglantis yang indah. Berbagai hal di sini bekerja dengan cara berbeda, cobalah melontarkan burung-burung itu di bawah laut," kata Rovio dalam update terbaru itu.

Berikut adalah screen shotnya:






Angry Bird (year of the dragon)

16th Januari 2012 Cat: Gadget with Komentar Dimatikan
Angry Birds Update: Year of the Dragon
Sepertinya hanya tampilan saja yang berubah, untuk gameplay, Rovio masih mengandalkan gameplay yang dulu. Digambarkan bahwa para babi hijau memainkan lakon para buruh ala pertunjukan boneka cina, dan di akhir video muncul sang raja babi dengan warna kuning dan riasan ala Cina.
Sudah jelas, seri Angry Birds Season ini akan merayakan tahun baru Cina yang merupakan tahun Naga. Kemungkinan game ini akan dirilis secara resmi pada 20 Januari. Klik link untuk melihat demo gamenya disini.
Berikut ini adalah screenshotnya:



Kartasura Hadiningrat

               
Kasunanan Kartasura adalah sebuah kerajaan di Pulau Jawa yang berdiri pada tahun 1680 dan berakhir tahun 1742, sebagai kelanjutan dari Kesultanan Mataram. Riwayat kerajaan yang usianya relatif singkat ini cenderung diwarnai oleh perang saudara memperebutkan takhta.
Lokasi pusat Kasunanan Kartasura saat ini diperkirakan terdapat di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Amangkurat I adalah raja terakhir Kesultanan Mataram yang memerintah dengan sewenang-wenang sejak tahun 1645. Ia juga terlibat perselisihan dengan putranya sendiri yang menjabat sebagai Adipati Anom. Pada tahun 1670 Adipati Anom menggunakan Trunajayadari Madura sebagai alat untuk melakukan kudeta terhadap ayahnya itu.
Pemberontakan Trunajaya yang semakin besar membuatnya sulit dikendalikan lagi. Puncaknya, pada tanggal 2 Juli 1677 istana Mataram yang terletak di Plered diserbu kaum pemberontak. Adipati Anom memilih kabur bersama Amangkurat I ke arah barat.
Amangkurat I meninggal dalam perjalanan. Ia sempat berwasiat agar Adipati Anom meminta bantuan VOC untuk menumpas Trunajaya dan merebut kembali takhta.
Sesuai wasiat ayahnya, Adipati Anom pun bekerja sama dengan VOC untuk menumpas Trunajaya. Ia menandatangani Perjanjian Jepara 1677 dengan VOC, yang berisi VOC akan membantu Adipati Anom melawan Trunojoyo, dan sebagai gantinya, VOC berhak memonopoli perdagangan di Pantai Utara Jawa. Atas bantuan VOC, Adipati Anom diangkat sebagai raja tanpa takhta bergelarAmangkurat II. Trunajaya akhirnya berhasil ditangkap dan dihukum mati awal tahun 1680.
Istana lama Mataram, yang letaknya di Plered, saat itu telah dikuasai oleh Pangeran Puger, putra Amangkurat I lainnya, yang ditugasi sang ayah untuk merebutnya dari tangan Trunajaya. Amangkurat II terpaksa membangun istana baru di Hutan Wanakarta, yang diberi nama Kartasura. Ia mulai pindah ke istana tersebut pada bulan September 1680.
Kemudian terjadilah perang antara Kartasura melawan Mataram untuk memperebutkan kekuasaan atas tanah Jawa sebagai pewarisAmangkurat I yang sah. Pada tanggal 28 November 1681 akhirnya Pangeran Puger menyerah kalah kepada Amangkurat II yang dibantuVOC. Sejak saat itu, Mataram resmi menjadi bagian dari Kartasura.
Pada tahun 1740 terjadi pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia yang menjalar sampai ke seluruh Jawa. Mula-mula Pakubuwana II (pengganti Amangkurat IV) mendukung mereka. Namun ketika melihat pihak VOC unggul, ia pun berbalik mendukung bangsaBelanda tersebut.
Perbuatan Pakubuwana II justru membuat kekuatan pemberontak meningkat karena banyak pejabat anti VOC yang meninggalkannya. Akhirnya pada tanggal 30 Juni 1742 para pemberontak menyerbu Kartasura besar-besaran. Pakubuwana II pun melarikan diri kePonorogo.
VOC bekerja sama dengan Cakraningrat IV dari Madura dan berhasil merebut kembali Kartasura. Pada akhir tahun 1743 Pakubuwana II kembali ke Kartasura namun kondisi kota tersebut sudah hancur. Ia pun memutuskan membangun istana baru di desa Sala bernama Surakarta, yang ditempatinya sejak tahun 1745.
Babad Tanah Jawi menyebut peristiwa ini sebagai Geger Pacino. Rusaknya kraton di Kartasura, dianggap merupakan tanda hilangnya landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton baru.

Surakarta Hadiningrat


Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah sebuah kerajaan di Jawa Tengahyang berdiri tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Perjanjian antara VOC dengan pihak-pihak yang bersengketa di Kesultanan Mataram, yaitu Sunan Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi, menyepakati bahwa Kesultanan Mataram dibagi dalam dua wilayah kekuasaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Kasunanan Surakarta umumnya tidak dianggap sebagai pengganti Kesultanan Mataram, melainkan sebuah kerajaan tersendiri, walaupun rajanya masih keturunan raja Mataram. Setiap raja Kasunanan Surakarta yang bergelar Sunan (demikian pula raja Kasultanan Yogyakarta yang bergelar Sultan) selalu menanda-tangani kontrak politik dengan VOC atau Pemerintah Hindia Belanda.
Kesultanan Mataram yang runtuh akibat pemberontakan Trunajaya tahun 1677 ibukotanya oleh Sunan Amral dipindahkan di Kartasura. Pada masa Sunan Pakubuwana II memegang tampuk pemerintahan keraton Mataram mendapat serbuan dari pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari orang-orang Jawa anti VOC tahun 1742. Kerajaan Mataram yang berpusat di Kartasura itu mengalami keruntuhannya. Kota Kartasura berhasil direbut kembali berkat bantuan Adipati Cakraningrat IV penguasa Madura barat yang merupakan sekutu VOC, namun keadaannya sudah rusak parah. Pakubuwana II yang menyingkir ke Ponorogo, kemudian memutuskan untuk membangun istana baru di desa Sala sebagai ibukota kerajaan Mataram yang baru.
Bangunan Keraton Kartasura yang sudah hancur dan dianggap "tercemar". Sunan Pakubuwana II lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso (bernama kecil Joko Sangrib atau Kentol Surawijaya, kelak diberi gelar Tumenggung Arungbinang I), bersama Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff, untuk mencari lokasi ibu kota/keraton yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan Solo. Nama "Surakarta" diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru ini. Pembangunan keraton ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).
Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya Pakubuwana III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahanKasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Sultan Hamengkubuwana I. Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun. Perjanjian Salatiga 1757 memperkecil wilayah Kasunanan, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunagara I).
Di awal masa kemerdekaan Republik Indonesia (1945 - 1946), Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran sempat menjadi Daerah Istimewa. Akan tetapi karena kerusuhan dan agitasi politik saat itu maka pada tanggal 16 Juni 1946 oleh Pemerintah Indonesia statusnya diubah menjadi Karesidenan, menyatu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penetapan status Istimewa ini dilakukan Presiden RI Soekarno sebagai balas jasa atas pengakuan raja-raja Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Selanjutnya pada tanggal 19 Agustus 1945 di dalam rapat PPKI diputuskan bahwa wilayah Republik Indonesia dibagi atas sembilan propinsi dan dua daerah istimewa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Daerah Istimewa Surakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian pada tanggal 1 September 1945, Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran mengirimkan maklumat kepada Presiden Soekarno perihal pernyataan dari SusuhunanPakubuwana XII dan KGPAA Mangkunegara VIII yang menyatakan bahwasanya Negeri Surakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia, dimana hubungan antara Negeri Surakarta dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung. Atas dasar semua itulah, maka Presiden Soekarno memberikan pengakuan resmi kepada Susuhunan Pakubuwana XII dan KGPAA Mangkunegara VIII dengan diberikannya piagam kedudukan resmi sebagai Kepala Daerah Istimewa Surakarta yang setingkat jabatan Gubernur dengan posisi berada langsung di bawah Pemerintah Pusat.
Sebagaimana diketahui, barulah sekitar lima hari setelahnya, yaitu pada tanggal 5 September 1945, Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman mengeluarkan maklumat serupa, yang menjadi dasar dari pembentukan dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian, pada Oktober 1945, muncul gerakan Anti swapraja/anti monarki/anti feodal diSurakarta, di mana salah seorang pimpinannya adalah Tan Malaka, pimpinan Partai Murba. Tujuan gerakan ini adalah penghapusan DIS, serta pembubaran Mangkunegara dan Susuhunan. Motif lain dari gerakan ini adalah perampasan tanah-tanah pertanian yang dikuasai Mangkunegara dan Susuhunan untuk dibagi-bagikan sesuai dengan kegiatanlandreform oleh golongan sosialis.
Tanggal 17 Oktober 1945, Pepatih Dalem (perdana menteri) Kasunanan KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerombolan Anti swapraja. Aksi ini diikuti pencopotan Bupati-bupati yang umumnya kerabat raja dan diganti orang-orang yang pro gerakan Anti swapraja. Maret 1946, Pepatih Dalem yang baru KRMT Yudonagoro juga diculik dan dibunuh. April 1946, 9 pejabat Kepatihan mengalami hal yang sama.
Karena banyaknya kerusuhan, penculikan dan pembunuhan, maka untuk sementara waktu Pemerintah RI membekukan status DIS dan menurunkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunegaran dan daerah Surakarta yang bersifat istimewa sebagai karesidenan sebelum bentuk dan susunannya ditetapkan undang-undang. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara hanya sebagai simbol saja di masyarakat dan warga negara Republik Indonesia, serta Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.

War Of The Arrows




Film dimulai dengan dua anak Nam-yi dan Ja-in dikejar oleh penjaga Raja injo dan diselamatkan oleh ayah mereka Choi Pyeong-Ryung, seorang perwira Raja Gwanghae dan seorang pemanah yang terampil. Dia mengirimkan anak-anaknya sendiri untuk menemukan tempat berlindung dengan sahabatnya Kim Mu-seon. Ketika mereka melarikan diri,menangis lah Ja-in memohon kakaknya untuk kembali ke ayah mereka tetapi ayah mereka dibunuh di depan Nam-yi. Nam-yi, meskipun digigit oleh anjing penjaga, membunuh mereka dan lolos dengan Ja-in. Nam-yi menjadi satu-satunya keluarga Ja-in memiliki. 13 tahun kemudian Nam-yi (Park Hae-il) sekarang menjadi pemanah yang terampil dan pemburu. Dia belajar dari anak-Mu seon Seo-goon (Kim Mu-yeol) bahwa ia dan Ja-in (Moon Chae-won) rencana untuk menikah, dengan persetujuan Mu-seon yang juga Ja-in godfather.
Selama pernikahan, Nam-yi terserah di pegunungan berburu rusa. Dia mendengar gemuruh pasukan invasi. Ketika Nam-yi membuatnya kembali ke desa, ia menemukan ayah tirinya disembelih dan adiknya dibawa pergi. Nam-yi kemudian menetapkan untuk menemukan tentara Qing dan mengambil tentara mereka dengan busurnya. Komandan besar tentara Qing, Jyuushinta (Ryoo Seung-ryong) menemukan pria misterius mengikuti anak buahnya dan membawa mereka keluar satu per satu. Jyuushinta kemudian menetapkan untuk menemukan Nam-yi. Meskipun Nam-yi ditembak di lengan, dia menembak kembali di Jyuushinta dan salah satu anak buahnya yang jatuh baik. Nam-yi naik pergi untuk menemukan Ja-in karena ia berpikir Jyuushinta yang mati - tapi dia tidak. Sementara Nam-yi menemukan Ja-in di lapangan. Mereka akan bersatu kembali ketika Ja-in melihat Jyuushinta bertujuan Nam-yi dari tebing. Tapi sebelum hits panah, Ja-in tunas kuda dan Nam-yi jatuh. Sebagai Nam-yi dan Jyuushinta menghadapi off, Ja-in berjalan di antara mereka. Arrrow Nam-yi nyaris menyentuh gaun Ja-in, tapi itu Jyuushinta menemukan tandanya. Meskipun protes Ja-in ini, Nam-yi menariknya keluar dan tunas Jyuushinta yang jatuh ke tanah, akhirnya tewas. Nam-yi jatuh juga tapi Ja-in menangkap dia di pangkuannya. Nam-yi mengatakan bahwa mereka harus kembali ke rumah lama mereka di Seoul. Kelopak matanya kemudian bergetar dan dekat-selamanya. Kemudian Ja-in meletakkan Nam-yi ke perahu dan dia dan Seo-goon berlayar Seoul, seperti Nam-yi diminta.

Angry Piggy


Protagonis adalah sapi, babi dan burung, dan mereka menandai karena beberapa rakasa jahat telah mencuri semua warna dari dasar rumah mereka menghentak, Avelon. Mereka memutuskan untuk bergabung dan mendapatkan kembali warna. Setiap hewan memiliki kemampuan yang berbeda: Stezzy babi bisa melompat sangat tinggi, Haden burung dapat menekan ke bagian ketat dan Moochew sapi dapat memindahkan rintangan. Pemain dapat beralih dari satu hewan ke yang lain di setiap tingkat. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan semua tiga warna di setiap tingkat dan berhasil menyelesaikan setiap tingkat.
Jadi itu semua tentang kerja tim, tapi bagaimana tepatnya panci ini keluar? Biarkan aku melukis gambaran yang cepat: sapi bergerak batu berat atas ke switch. Sementara burung telah diposisikan pada platform yang mulai naik, dari mana ia harus merobohkan sebuah kerikil kecil yang hits saklar, yang pada gilirannya membebaskan jalan bagi babi untuk mengumpulkan gumpalan terakhir warna.

Beberapa tingkat pertama yang agak mudah, namun tingkat kemudian lakukan hadir lebih dari sebuah tantangan, yang berarti Anda akan harus menjaga hewan beralih, belajar untuk berpikir ke depan strategis dan menggunakan benda-benda tersebar di seluruh permainan (switch, tombol, batu, buah memantul , platform, dll) untuk keuntungan Anda terbaik. Mesin fisika baik dibuat, yang memiliki efek positif pada enjoyability keseluruhan permainan. Tapi apa yang saya benar-benar menikmati adalah skenario yang agak aneh, misalnya sapi harus menyeimbangkan papan kayu di atas kepalanya untuk melindungi teman-teman mereka dari awan hujan asam.

Apa yang saya tidak suka begitu banyak adalah bahwa ada tampaknya tidak akan ada resolusi untuk permainan asli narasi-Maksudku, yakin kita akan mengumpulkan gumpalan warna, tetapi apa yang terjadi pada mereka? Saya ingin melihat animasi singkat atau semacam dari alur cerita di antara adegan yang berbeda, untuk melihat apa yang terjadi di dunia ini tanpa warna dan rakasa warna-mencuri.
 
Download this Blogger Template From Coolbthemes.com